14 Agustus 2016

Pakan Ayam Broiler

Salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan usaha peternakan adalah pakan. Kontribusi faktor pakan terhadap keberhasilan usaha peternakan sekitar 30 %. Dari sisi biaya, pengeluaran untuk biaya pakan menempati porsi 60-70 %.

Oleh sebab itu penggunaan pakan harus sangat efisien dan efektif guna mencegah kerugian akibat pembengkakan biaya produksi. Pemeliharaan ayam broiler dilakukan secara intensif sehingga seluruh kebutuhan nutrisi bersumber dari pakan yang diberikan peternak.

Pakan Ayam Broiler
(www.ternakpertama.com)

Kebutuhan nutrisi ayam broiler untuk produksi daging yakni karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan lemak. Protein berfungsi membentuk otot dan jaringan lunak di dalam tubuh. Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit atau mikro. Air berfungsi sebagai termoregulator atau pengatur suhu tubuh, komponen utama darah, berperan sebagai cairan interseluler dan intraseluler dalam penyerapan zat makanan.

Fase pemeliharaan ayam broiler terbagi menjadi 2 yaitu fase starter dan fase finisher. Pakan ayam broiler sering didasarkan pada fase pertumbuhan ayam. Pakan fase starter diberikan pada ayam umur 1 hari sampai 21 hari. Sedangkan pakan finisher diberikan pada umur 22 hari sampai panen.

Pada praktik di lapangan, ada juga peternak yang menggunakan pakan Pre-starter untuk umur 1 sampai 7 hari. Pakan starter dan pakan finisher berbentuk crumble dan atau pellet. Peternak yang tidak menggunakan pakan pre-starter biasanya menggunakan hasil ayakan pakan starter yang berbentuk tepung (mash).

Kandungan nutrisi pakan setiap fase berbeda. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi ayam. Jumlah kandungan nutrisi yang dibutuhkan ayam broiler fase starter yaitu Protein 23 %, Energi Metabolisme 3200 kkal/kg, Lemak maksimal 8 % dan Serat Kasar maksimal 5 %. Kebutuhan nutrisi untuk ayam broiler fase finisher yaitu Protein 21 %, Energi Metabolisme 3200 kkal/kg, Lemak maksimal 8 % dan Serat Kasar maksimal 5 %. Pakan yang diramu sendiri perlu ditambahkan vitamin dan mineral untuk mencegah defisiensi pada ayam yang bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan ayam.

Salah satu cara menguji kualitas ransum yaitu dengan menghitung angka konversi ransum. Konversi ransum adalah perbandingan jumlah pakan yang dihabiskan ayam dengan bobot tubuh yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu.

Angka konversi ransum yang makin kecil menunjukkan bahwa penggunaan ransum semakin efisien. Tinggi rendahnya konversi ransum dipengaruhi oleh strain ayam, manajemen pemberian pakan dan suhu lingkungan. Murtidjo (1987) menyebutkan bahwa ayam broiler strain Cobb-LH 500 memiliki angka konversi 1,93.

Bahan-bahan pakan yang digunakan untuk meramu ransum sendiri bisa diperoleh dari lingkungan sekitar. Bahan pakan yang hendak digunakan sebaiknya bahan yang mudah diperoleh, tersedia dalam jumlah banyak, praktis, kandungan nutrisinya tinggi dan murah. Vitamin, mineral dan beberapa asam amino bisa dibeli di toko-toko peternakan.

Bahan pakan yang bisa digunakan antara lain dedak padi, jagung giling, tepung udang, tepung ikan, tepung daging, tepung tulang, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, bekatul. Mineral yang digunakan seperti Kalsium Karbonat, Natrium Klorida, Dikalsium Fosfat. Sedangkan vitamin yang biasa digunakn yaitu vitamin A, vit. B2, B6, B12.

Pemberian pakan starter bertujuan untuk kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan ayam broiler. Pakan finisher bertujuan untuk produksi daging. Guna memperoleh bobot tubuh yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat, pakan dan air minum diberikan secara adllibitum (selalu tersedia). Pakan ayam broiler siap pakai tersedia di banyak toko dengan berbagai merk dagang. Merk dagang paling populer untuk pakan ayam broiler adalah Charoen Pokhpand.