Keberhasilan usaha peternakan terletak pada tiga faktor penting yaitu pakan, bibit dan manajemen atau tata laksana. Manajemen meliputi beberapa hal seperti manajemen pemeliharaan, perkandangan, kesehatan. Diantara ketiga faktor ini, faktor manajemen memegang peran dominan yakni sekitar 50 % dari keberhasilan produksi. Sisanya 30 % untuk pakan dan 20 % untuk bibit.
Tingkat kerawanan atau resiko paling tinggi dalam manajemen pemeliharaan ini terutama pada umur 1 hari hingga 5 bulan (22 minggu). Manajemen pakan yang tidak tepat bisa mengakibatkan dewasa kelamin menjadi lambat sehingga produktivitas juga menjadi rendah. Semakin awal umur produksi, makin panjang umur produktif.
Secara garis besar manajemen pemeliharaan itik dibagi menjadi empat fase berdasarkan umur. Manajemen pemeliharaan ternak itik dibedakan atas;
a. Pemeliharaan Itik Periode Starter atau Anak Itik
b. Pemeliharaan Itik Periode Grower
c. Pemeliharaan Itik Periode Layer
d. Pemeliharaan Itik Periode Moulting
Ad. 1. Pemeliharaan Itik Periode Starter atau Anak Itik
Fase starter pada itik yaitu dari umur 1 hari sampai 5 minggu. Pemeliharaan pada periode starter merupakan awal untuk memperoleh itik petelur maupun pedaging yang potensial dan produktif. Fase starter adalah fase pertumbuhan awal sehingga tingkat resiko kematian akan sangat tinggi.
Daya tahan tubuh masih rendah sehingga rentan stress, sakit akibat sebab mekanis dan sakit akibat infeksi mikrobiologi patogen. Karena itu, manajemen pemeliharaan periode starter mutlak diperhatikan seperti manajemen pakan yang baik dan berkualitas.
Jumlah pemberian pakan untuk itik berumur 1 minggu pertama sebanyak 3-4 gram per ekor. Pakan yang diberikan berbentuk tepung (mash). Pakan jenis crumble baru diberikan setelah berumur lebih dari satu minggu. Desain tempat pakan dibuat dengan ukuran lebih panjang. Tempat pakan yang panjang bisa digunakan untuk banyak anak itik.
Pakan pada itik diberikan sebelum air minum diberikan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pakan akibat terkena air minum. Air minum pada itik harus memenuhi syarat kesehatan atau bersih dan selalu tersedia. Posisi tempat minum sebaiknya tidak jauh dari tempat pakan. Desain tempat minum diperhatikan untuk mencegah anak itik tercebur atau masuk ke dalamnya.
Pada fase starter, itik perlu diberikan tambahan vitamin. Vitamin dapat berasal dari pabrik maupun dibuat sendiri dengan memanfaatkan tanaman herbal. Obat-obatan juga harus dipersiapkan dan diberikan sesuai jenis penyakit yang menyerang. Karantina atau isolasi dapat dilakukan pada anak itik yang terserang penyakit. Hal ini untuk menghindari penularan penyakit kepada itik yang sehat.
Sanitasi dan kelembaban kandang perlu diperhatikan agar menekan potensi tumbuh-kembangnya bibit penyakit di dalam kandang. Kandang harus diupayakan selalu bersih dan kering. Pada umur 1 minggu pertama, bulu itik belum tumbuh sepenuhnya sehingga diperlukan tirai kandang untuk menghindarkan terpaan angin secara langsung.
Tirai kandang dapat dibuka setelah itik berumur 4 hari. Tirai kandang dapat dibuka pada siang hari, dan pada malam hari ditutup kembali. Tirai kandang baru dapat dilepas setelah itik berumur 4 sebab pertumbuhan bulu telah merata dan menyeluruh. Akan tetapi tirai kandang tetap diperlukan sewaktu-waktu jika terjadi hujan deras dan angin kencang.
Untuk menjaga kehangatan, kandang perlu diberi pemanas buatan. Induk buatan atau pemanas dapat bersumber dari bahan-bahan seperti listrik, gasolek, briket dan lain-lain. Gunakan sumber pemanas yang mudah diperoleh di lokasi peternakan. Sebagai panduan, suhu maksimal yang dibutuhkan ayam pada tiap umur antara lain;
- Minggu I : suhu kandang 320C
- Minggu II : suhu kandang 270C
- Minggu III : suhu kandang 210C
- > 4 minggu : lampu digunakan hanya sebagai alat penerang saja.
Penilaian suhu ideal kandang dapat dilakukan dengan mengamati penyebaran anak itik. Bila menjauhi pemanas dan berkumpul di pinggiran, artinya suhu terlalu panas. Jika bergerombol dan menumpuk di bawah pemanas, artinya suhu kandang terlalu rendah. Jika penyebarannya merata, dapat dipastikan bahwa suhu kandang dalam keadaan ideal.
Ad. 2. Pemeliharaan Itik Periode Grower
Umur itik fase grower yaitu 5–22 minggu. Tujuan manajemen pemeliharaan pada fase grower adalah untuk memperoleh bobot badan ideal dan seragam untuk dijadikan itik layer atau petelur. Pada periode grower, dilakukan seleksi untuk memilih itik yang hendak dijadikan sebagai calon petelur. Seleksi pada itik pedaging tidak mutlak untuk dilakukan. Seleksi yang dilakukan akan berdampat positif terhadap efektivitas produksi sebab itik yang lolos seleksi adalah yang menunjukkan sifat dan ciri yang unggul dan sehat.
Pada fase grower, brooding atau pemanas tidak lagi diperlukan. Itik sudah bisa dibiarkan menyebar ke seluruh bagian kandang. Karena itu lantai kandang sebaiknya diberi alas berupa sekam padi, jerami kering, serbuk gergaji, dll. Pasir dan kapur dapat ditambahkan sebagai campuran sebab pasir tidak mudah menggumpal dan mampu menyerap air.
Sedangkan kapur berfungsi mengurangi kadar amoniak di dalam kandang. Sebagai acuan, perbandingan campuran pasir, kapur, sekam padi, atau bahan lain yaitu 1 : 2 : 5, dengan tebal minimal 20 cm. Pengadukan alas kandang dilakukan sekali dalam seminggu agar bagian kandang yang basah tidak terpusat pada satu tempat.
Untuk pemeliharaan fase grower, sebaiknya disediakan kolam. Siang hari itik dikeluarkan dari kandang agar bisa bermain di kolam. Itik hanya dimasukkan ke kandang saat malam hari. Kapasitas kandang yang disarankan adalah 1 m2 untuk 6–7 ekor. Kapasitas tampung kolam air untuk itik masa pertumbuhan yang baik adalah 1 m2 untuk 12 ekor. Kolam air disarankan tidak terlalu dalam agar itik tidak terlalu banyak membuang energi saat berenang.
Pemberian pakan pada fase ini mulai diatur dan dibatasi pada jumlah tertentu. Pembatasan jumlah pakan dilakukan untuk menghindari terjadi timbunan lemak tubuh secara berlebihan. Penerapan secara umum di lapangan, pakan diberikan 75 % dari kebutuhan normal setiap hari atau bisa juga dengan mengurangi kualitas pakan dengan mempertinggi kandungan serat kasar.
Perlakuan lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kegemukan adalah mengusahakan areal sekitar kandang cukup luas dan lapang agar itik bisa beraktivitas dengan bebas di waktu siang.
Pengontrolan bobot tubuh itik dilakukan setiap minggu dengan cara menimbang beberapa ekor itik yang diambil secara acak, lalu bobot keseluruhan dibagi dengan jumlah itik yang ditimbang. Hasil ini adalah bobot rata-rata itik. Bila bobot rata-rata terlalu tinggi dibanding bobot rata-rata kelompok lain, pemberian pakan sebaiknya dikontrol lebih cermat.
Bila itik terlalu kurus, berilah pakan melebihi jatah biasanya selama 2-3 hari. Apabila itik tampak terlalu gemuk, tambahkan pakan yang banyak mengandung serat kasar, seperti bekatul. Sebagai acuan, bobot standar itik pada usia 20 minggu adalah 1,35-1,40 kg. Itik yang memiliki bobot tubuh kurang atau lebih dari bobot standar biasanya mengalami lambat dewasa kelamin.
Ad. 3. Pemeliharaan Itik Periode Layer
Fase layer adalah fase itik mulai memproduksi telur yakni pada umur 23 minggu. Pada fase ini, kandang sudah harus dilengkapi dengan sarang untuk bertelur. Sarang bertelur dapat dibuat sendiri dengan ukuran 40x40x30 cm, untuk kapasitas 6 ekor itik.
Sediakan alas dari sekam padi atau jerami agar lebih lunak, hangat dan tidak merusak telur. Kandang untuk bertelur sebaiknya tetap digunakan hingga akhir produksi telur. Hal ini dilakukan untuk mencegah stress pada itik akibat pemindahan ke kandang lain.
Pada masa produksi telur, itik biasa bertelur pada jam 03.00 pagi. Akan tetapi adakalanya rentang waktunya bisa hingga jam 09.00 pagi. Sehingga itik baru dapat dikeluarkan dari kandang setelah jam 09.00 pagi. Pakan diberikan secara teratur untuk menjaga keseimbangan konversi ransum dan produksi telur. Pakan diberikan dua kali sehari dalam bentuk setengah basah. Jatah pakan tetap dipertahankan sesuai standar untuk menjaga kestabilan fisik itik sehingga tidak menurunkan produksi.
Pemberian grit yang mengandung Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) sangat penting, terlebih bagi itik yang sedang dalam masa bertelur. Itik lebih banyak membutuhkan Ca dan P daripada ayam. Ca dan P diperlukan untuk pembentukan kulit telur.
Kekurangan Ca dan P dari pakan pada fase produksi dapat menyebabkan kelumpuhan pada itik. Pakan tambahan berupa grit bisa berasal dari cangkang kerang dan pakan hijauan berupa dedaunan seperti kangkung, eceng gondok, lamtoro, atau gedebok pisang.
Seringkali itik tidak bertelur pada sarang bertelur yang telah disediakan di dalam kandang. Karena itu, induk itik harus dilatih dengan cara menempatkan telur di sarang. Secara naluriah itik akan meniru dan bertelur di sarangnya. Itik yang dipelihara secara intensif memiliki kemampuan produksi telur hingga berumur 74 minggu. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, produksi telur dapat berlangsung sampai umur 144 minggu (setelah mengalami 3 kali rontok bulu/moulting).
Ad. 4. Pemeliharaan Itik Periode Moulting
Rontok bulu (moulting) pada itik terjadi pada setelah memproduksi telur selama 9–12 bulan. Pada fase ini, produksi telur akan terhenti selama 2–3 bulan. Rontok bulu merupakan proses terlepasnya bulu yang diikuti tumbuhnya bulu–bulu baru sebagai pengganti bulu lama.
Fenomena rontok bulu pada unggas merupakan suatu peristiwa alami dan tidak disebabkan oleh penyakit. Pada rontok bulu ini terjadi pertumbuhan bulu baru, perbaikan kondisi tubuh dan mengistirahatkan organ reproduksi dalam rangka persiapan untuk masuk pada masa produksi berikutnya. Itik mulai bertelur lagi bila bulu-bulu baru telah tumbuh sempurna.