14 Agustus 2016

Manajemen Pemeliharaan Kambing

Keberhasilan usaha peternakan terletak pada tiga faktor penting yaitu pakan, bibit dan manajemen atau tata laksana. Faktor manajemen pemeliharaan memegang peran paling penting dalam keberhasilan usaha peternakan. Kontribusi manajemen pemeliharaan dalam berhasilnya usaha peternakan sekitar 50 %.

Pemberian Pakan Pada Kambing
(https://javausaha.wordpress.com/)

Manajemen pemeliharaan kambing terbagi menjadi beberapa hal antara lain;
1. Pemeliharaan Induk Kambing Bunting
Kambing betina dipastikan bunting bila tidak menunjukkan gejala birahi pada hari ke-17 hari setelah dikawinkan. Seiring bertambahnya umur kebuntingan, induk kambing makin sensitif terhadap berbagai gangguan yang muncul.

Kapasitas saluran pencernaan pakan mengalami penurunan sehingga konsumsi pakan secara fisik menurun. Sebaliknya kebutuhan nutrisi mengalami peningkatan seiring bertambahnya umur fetus.

Lama kebuntingan induk kambing sekitar 5 bulan. Saat kritis pada masa kebuntingan terjadi pada umur 6-8 minggu sebelum beranak (partus). Manajemen pakan induk bunting dibagi menjadi dua yaitu pakan periode awal kebuntingan dan periode akhir kebuntingan. Periode awal masa kebuntingan yaitu pada umur 3-4 bulan pertama kebuntingan. Sedangkan periode akhir kebuntingan terjadi pada 1 hingga 2 bulan sebelum partus.

Nutrisi pakan pada awal masa kebuntingan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup pokok. Jumlah pemberian pakan yakni 15-20 % dari bobot tubuh dengan frekuensi pemberian 2-3 kali dalam sehari. Hijauan pakan yang bisa diberikan yaitu campuran rumput dan legum seperti Glirisidia, Lamtoro, Kaliandra dan Indigospera.

Kebutuhan nutrisi induk pada akhir kebuntingan meningkat disebabkan oleh pertumbuhan janin yang meningkat. Perlu tambahan pakan konsentrat yang tinggi kandungan energi, protein dan vitamin. Kebutuhan nutrisi pada masa ini diperuntukkan bagi pertumbuhan janin, pembentukan cadangan lemak dan protein pada induk sebagai sumber nutrisi selama masa menyusui.

2. Pemeliharaan Induk Melahirkan
Fase kritis dalam manajemen pemeliharaan kambing yaitu fase induk menjelang melahirkan, saat melahirkan dan setelah melahirkan. Dibutuhkan persiapan peralatan dan atau tindakan yang bisa dilakukan guna mencegah kematian pada induk maupun anak. Tanda-tanda induk akan melahirkan yaitu sering berbaring dan berdiri, nampak gelisah, sering melihat ke bagian belakang tubuh, keluar lendir putih dari vulva, sering mengangkat ekor dan mengeluarkan suara. Induk kambing biasanya beranak secara normal kecuali jika ada kelainan pada posisi anak.

Hal-hal yang harus dilakukan menjelang kelahiran anak kambing yaitu; menyiapkan kandang induk-anak bisa dengan menyekat kandang untuk induk-anak, ikat tali pusar anak kambing lalu oles dengan larutan yodium tincture 10 %, coba peras puting untuk memastikan produksi susu induk. Sediakan konsentrat bagi induk setelah melahirkan.

Tindakan yang bisa dilakukan jika kelahiran anak terlambat oleh karena posisi janin abnormal yaitu baringkan induk pada bagian kanan sambil menekan bagian leher dengan lembut, bersihkan vulva dan daerah sekitarnya dengan sabun, bersihkan tangan dan lumuri dengan sabun (jelly), masukkan tangan dengan pelan ke dalam vulva dalam posisi setengah menutup, raba posisi bagian tubuh anak seperti kaki dan kepala untuk mengetahui apakah anak tunggal atau kembar. Kembalikan posisi janin ke posisi normal, lalu tarik secara perlahan.

Bersihkan tubuh anak dari cairan yang menempel pada tubuh menggunakan kain bersih dan kering, terutama pada bagian hidung agar dapat bernafas dengan normal. Lalu dekatkan pada induk agar bisa menyusu.

Setelah anak kambing lahir, dilakukan pemotongan tali pusar. Pemotongan dilakukan menggunakan gunting yang bersih sepanjang 5-7 cm. Pakan induk selama masa menyusui yaitu pakan hijauan dan konsentrat. Hijauan diberikan kurang lebih 20 % dari bobot badan. Hijauan diberikan 2 kali sehari. Hijauan pakan yang bisa diberikan seperti Lamtoro, Gliricidia, Indigofera, Kaliandra. Konsentrat diberikan sebanyak 0,3 kg per ekor per hari dan diberikan pada pagi hari. Konsentrat dibuat dari dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kacang kedelai, ampas singkong, tepung gaplek, dan ampas tahu.

3. Pemeliharaan Anak Kambing Baru Lahir
Susu pengganti diperlukan jika produksi air susu susu induk rendah, atau tidak ada sama sekali dan atau induk mengalami kematian. Susu pengganti yang paling baik berasal dari induk lain yang sedang menyusui. Susu sapi bisa digunakan sebagai susu pengganti untuk anak kambing.

Anak kambing yang baru lahir hingga berumur 3 minggu, diberikan air susu dari induk atau susu pengganti. Pada umur 3-8 minggu, anak kambing sudah bisa diberi pakan konsentrat dalam bentuk halus. Pada umur 8 minggu ke atas, anak kambing sudah bisa diperkenalkan makan pakan hijauan. Konsumsi pakan padat berfungsi merangsang perkembangan alat pencernaan agar segera mampu mengkonsumsi pakan dalam jumlah banyak.

Susu pengganti dibuat dari campuran beberapa bahan yaitu susu bubuk (0,5 liter), minyak ikan (1 sdt), telur ayam (1 butir) dan gula (0,5 sdt). Susu pengganti diberikan 2-3 kali dalam sehari. Pemberian terus dilakukan hingga induk mau menyusui anaknya. Induk kambing bisa menyusui anaknya hingga 3 bulan. Pada sistem pemeliharaan tradisional, anak kambing bisa menyusu pada induk hingga 6 bulan.

4. Penyapihan Anak Kambing
Penyapihan anak kambing dilakukan pada umur 12 minggu atau 3 bulan pada bobot tubuh 2,5 kali dari bobot lahir. Jenis pakan yang diberikan pada anak kambing yang disapih yaitu pakan hijauan dan konsentrat. Air minum diberikan secara tidak terbatas guna mencegah stress.

5. Pemeliharaan Kambing Muda
Kambing muda setelah disapih dipelihara secara koloni atau kelompok berdasarkan jenis kelamin, umur dan sifat-sifat tertentu yang dimiliki. Pakan yang diberikan pada kambing muda harus dijamin kualitas dan jumlahnya. Pakan kambing bisa berupa konsentrat dan hijauan. Air minum disediakan secukupnya.

Perlu dilakukan perawatan pada kambing muda seperti kulit dan kuku. Pemotongan kuku adalah upaya mencegah terjadinya penularan penyakit kuku akibat banyaknya kuman penyakit pada sela-sela kuku. Posisi berdiri kambing tidak seimbang bila kukunya panjang. Pemotongan kuku dilakukan pada umur 6 bulan dan rutin dilakukan setiap 3-6 bulan sekali.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan sanitasi kandang dan lingkungan kandang, vaksinasi, pemberian obat cacing secara rutin dan mengobati kambing yang sakit.

6. Pemeliharaan Kambing Pejantan
Kambing pejantan perlu diperhatikan kesehatan dan nutrisi pakannya. Kambing pejantan bisa diberi perlakuan exercise atau latihan agar pejantan sehat dan kuat. Kambing pejantan perlu diberi pakan ekstra saat sebelum dan sesudah dikawinkan. Pemeliharaan kambing pejantan dilakukan secara individu.