25 Agustus 2016

Manajemen Reproduksi Ternak Babi

Ternak babi merupakan ternak yang memiliki jumlah anak per kelahiran (litter size) tinggi, sehingga banyak anak babi yang bisa disapih pada tiap kelahiran. Jangka waktu untuk siklus reproduksi babi terbilang singkat dibanding dibanding ternak ruminansia dan kuda. Potensi reproduksi babi sangat tinggi adalah faktor pendukung produktivitas babi sebagai penghasil daging.

Toelihere (1977) melaporkan bahwa umur pubertas 5-8 (bulan), bobot tubuh saat pubertas 68-113 kg, umur perkawinan pertama 8-9 bulan, lama siklus birahi 18-24 hari, waktu ovulasi 30-40 jam setelah ada tanda awal birahi dan waktu optimal untuk perkawinan yaitu 12-30 jam setelah muncul gejala birahi. Babi betina dikawinkan pertama pada umur 10-12 bulan.

Perkawinan babi
(ternakapaaja.blogspot.com)

Perkawinan babi akan berhasil bila dilakukan saat babi dalam keadaan birahi. Gejala birahi pada babi betina lain; berdiri tegak dalam keadaan diam, kukuh dan kaku saat ditekan punggungnya oleh pejantan, vulva nampak membengkak dan kemerahan. Tingkah laku birahi yang paling mudah diamati yaitu saat dipertemukan dengan pejantan. Tanda-tanda yang terlihat yaitu pejantan mengendus dan mencium alat kelamin betina, mulut tampak berbuih, sering mengeluarkan urine, menunggangi babi betina, kopulasi dan ejakulasi semen.

Perkawinan pada babi bisa terjadi secara alami dan buatan. Perkawinan alami terjadi langsung oleh babi pejantan. Sedangkan perkawinan buatan terjadi dengan bantuan manusia. Kawin buatan pada babi betina dilakukan melalui Inseminasi Buatan (IB).

Manfaat IB antara lain meningkatkan pemanfaatan potensi pejantan unggul, mengurangi biaya produksi untuk pemeliharaan pejantan, memperbaiki potensi genetik serta mencegah infeksi dari penyakit menular. Hambatan dalam penerapan IB di lapangan yaitu ketidakcermatan petugas dalam mempersiapkan semen cair pejantan, waktu melakukan IB, pengawasan rutin guna menghindari penyakit menular. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa IB memiliki kemungkinan sebagai pemicu abnormalitas genetik (Toelihere, 1993).

Waktu perkawinan babi atau IB pada babi betina menurut Winters (1963), adalah pada hari kedua setelah munculnya tanda birahi. Sedangkan Toelihere (1993) menyebutkan bahwa waktu paling tepat untuk melakukan inseminasi yaitu 10-25 jam setelah muncul gejala birahi. Ratio babi jantan umur kurang dari 1 tahun saat digunakan sebagai pejatan yaitu 1 : 17 ekor betina. Sedangkan umur lebih dari 1 tahun yaitu 1 : 25 ekor betina. Penggunaan pejantan untuk perkawinan yaitu 2-3 ekor setiap hari.

Lama kebuntingan babi yaitu 3 bulan, 3 minggu dan 3 hari atau sekitar 114 hari. Tanda-tanda yang ditunjukkan induk babi yang akan melahirkan (partus) yaitu, induk babi tampak gelisah dan keluar air susu dari puting susu bila ditekan. Jarak kelahiran antar anak babi yang normal yaitu hanya berselang beberapa menit. Tubuh anak babi yang baru lahir dilapisi lemak dalam jumlah terbatas dan belum memiliki rambut tubuh sehingga temperatur yang dibutuhkan lebih tinggi dari suhu lingkungan. Suhu yang dibutuhkan anak babi yang baru lahir yaitu 350C.

Litter size pada ternak babi cukup tinggi. Jumlah anak babi tiap kelahiran dari seekor induk yaitu sebanyak 8-12. Litter size dipengaruhi oleh tetua babi, jumlah sel telur (ovum) saat ovulasi, kecepatan tumbuh embrio selama berkembang , kecepatan fertilisasasi atau pembuahan, umur induk babi, paritas, kapasitas uterus. Faktor eksternal yang berpengaruh yaitu manajemen pemeliharaan.

Litter size pada beberapa banga babi berbeda-beda. Litter size babi Duroc yaitu 10,24 ekor, bangsa babi Landrace 10,94 ekor dab babi Yorkshire 9,57 ekor. Litter size saat penyapihan dipengaruhi oleh jumlah anak per kelahiran, tatalaksana pemeliharaan, dan stres induk. Litter size saat sapih bisa dipengaruhi oleh kemampuan induk memelihara dan menyusui (mothering/maternal ability). Mothering ability bergantung pada genetik, fisiologis tubuh dan lingkungan. Mothering ability induk babi Duroc paling rendah dibanding dengan induk Landrace dan Yorkshire.

Penyapihan anak babi bisa dilakukan pada umur antara 4-6 minggu. Lama waktu penyapihan berpengaruh terhadap efektivitas reproduksi babi. Lama waktu penyapihan bisa memperpanjang semua siklus reproduksi babi. Penyapihan dini pada umur 3-4 minggu bisa menyebabkan penurunan bobot sapih 0,25 kg.