Peternakan kerbau yang berhasil ditentukan juga oleh kualitas bibit yang digunakan. Kerbau bibit yang hendak digunakan sebaiknya berasal dari tetua dengan prestasi baik. Seleksi kerbau dilakukan untuk mendapatkan kerbau bibit yang memiliki kualitas dan penampilan yang bagus. Seleksi kerbau bibit dilakukan berdasarkan silsilah tetua dan performans anak.
Seleksi bibit kerbau yang dilakukan bergantung pada tujuan pemeliharaan kerbau. Pemeliharaan kerbau untuk tujuan budidaya atau pengembangbiakan, bisa dipilih anak kerbau (gudel) setelah disapih. Anak kerbau pascasapih lebih mudah dipelihara sebagai calon kerbau bibit.
Anak kerbau (gudel)
(jokoo.wordpress.com)
(jokoo.wordpress.com)
Bibit kerbau yang hendak dipelihara dengan tujuan memanfaatkan tenaganya untuk membajak sawah, sebaiknya dipilih bibit kerbau dengan bobot awal sekiat 200 -250 kg. Kerbau yang diambil hendaknya yang telah dilatih sebagai ternak kerja, kondisi tubuhnya sehat dan tidak terdapat kelainan atau cacat.
Bibit kerbau untuk tujuan penggemukan sebaiknya yang dalam kondisi kurus tetapi sehat, tidak mengalami kelainan atau cacat dan bobot tubuh awal sekitar 200 kg. Sedangkan bibit kerbau untuk tujuan pemerahan sebaiknya diambil dari jenis kerbau dengan produksi susu tinggi. Kerbau untuk tujuan pemerahan sebaiknya diambil dari tipe perah seperti jenis Kerbau Murah. Bibit kerbau perah bisa diperoleh dari hasil pembibitan dan atau kerbau yang dipelihara sebagai kerbau perah.
Seleksi bibit kerbau didasarkan pada performans anak dan individu calon bibit. Beberapa kriteria yang digunakan dalam melakukan seleksi bibit kerbau yaitu; seleksi bibit dilakukan dengan pengamatan terhadap penampilan bibit (morfologi) kerbau secara langsung di lapangan, seleksi untuk calon bibit jantan haruslah berasal dari perkawinan 5-10 % kerbau pejantan terbaik dan 75-80 % betina unggul. Calon bibit kerbau jantan harus melalui uji performans dan uji zuirat agar bisa diperoleh proven bull. Sedangkan calon bibit kerbau betina diperoleh perkawinan 5 - 10 % kerbau pejantan terbaik dengan 75 - 80 % betina unggul dari populasi.
Syarat-syarat teknis secara umum yang harus diperhatikan diantaranya yaitu; calon bibit bebas dari infeksi penyakit menular seperti Septichaemia Epizootica (SE), Radang Limpa (Anthraks), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Kluron Menular (Brucellosis). Syarat lain adalah bebas dari kelainan tubuh atau cacat fisik seperti buta, lumpuh, pincang, tanduk patah, kuku abnormal, kelainan tulang punggung. Bibit kerbau betina sebaiknya bebas dari cacat alat reproduksi dan ambing serta putting normal dan tidak memiliki gejala kemajiran atau mandul. Bibit kerbau jantan harus bebas dari cacat fisik dan kelainan alat reproduksi.