Jenis domba berdasarkan daerah penyebarannya berbeda-beda. Domba akan menemukan tempat dan beradaptasi dengan tempat tersebut untuk berkembangbiak. Bila tidak mampu beradaptasi, domba tidak akan bertahan lama. Jenis-jenis domba di Indonesia ada beberapa yaitu; domba ekor tipis, domba ekor gemuk, domba Garut, dan domba Batur.
1. Domba Ekor Tipis
Sebutan lainnya adalah Domba Gembel. Domba ini termasuk domba asli dengan kemampuan beranak sangat baik yaitu 2-5 ekor anak. Domba ekor tipis banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bobot potong domba jantan berkisar antara 30-35 kg, sedangkan bobot betina sekitar 15-20 kg.
(jualansapi.com)
Ciri fisik domba ini antara lain; warna bulu dominan putih, terdapat bercak hitam mengelilingi mata, hidung dan bagian tubuh lainnya, tidak terdapat penumpukan lemak pada ekor. Tanduk pada domba jantan bentuknya melingkar, sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk. Wol yang dihasilkan domba ini cenderung kasar.
Baik domba jantan maupun betina merupakan tipe domba penghasil daging atau sering disebut jenis domba potong atau domba pedaging. Variasi warna bulu cukup beragam mulai dari bercak putih, coklat, hitam, atau warna polos putih dan hitam.
2. Domba Ekor Gemuk
Penyebarannya banyak terjadi di Jawa Timur dan kepulauan Nusa Tenggara. Penyebutan nama Domba Ekor Gemuk pada tiap daerah berbeda-beda. Di Sulawesi Selatan disebut dengan Domba Donggala. Sedangkan di pulau Jawa dikenal dengan Domba Kibas.
(kamicintapeternakan.blogspot.com)
Ciri fisik domba ini antara lain; ekor tampak besar, lebar dan panjang, bulu berwarna putih, tidak memiliki tanduk, bulunya kasar. Ekor domba yang membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan pada ujung ekor nampak kecil dan tidak berlemak.
Sifat domba ini yaitu tahan terhadap iklim yang panas dan kering. Ukuran tubuh domba ini lebih besar dari domba ekor tipis. Bobot domba jantan dewasa berkisar 40-60 kg, sedangkan bobot betina berkisar antara 25-35 kg. Domba ini termasuk tipe pedaging atau domba potong. Tinggi badan domba jantan dewasa mencapai 65 cm sedangkan betina sekitar 60 cm.
3. Domba Garut
Merupakan hasil persilangan antara domba asli Indonesia, Domba Ekor Gemuk dan Domba Merino. Domba Garut sering disebut domba Priangan. Domba jenis ini termasuk tipe pedaging atau menghasilkan daging. Beberapa domba jantan tertentu digunakan sebagai domba aduan. Keunggulan domba Garut adalah kualitas kulitnya yang sangat baik bahkan salah satu yang terbaik di dunia.
(www.infopeternakan.com)
Ciri fisik domba Garut antara lain; domba jantan bertanduk besar, kuat dan berbentuk melingkar, sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, warna bulu bervariasi dari hitam, coklat dan putih. Terkadang merupakan kombinasi ketiga warna tersebut. Telinga berukuran sedang, atau kecil berbentuk tonjolan saja dan letaknya di belakang tanduk. Secara kuantitatif, bobot jantan dewasa mencapai lebih dari 60 kg dan bobot betina lebih dari 30 kg.
4. Domba Batur
Merupakan hasil persilangan domba ekor tipis, domba Texel dan domba Suffolk. Domba jenis ini termasuk tipe penghasil daging yang baik. Bobot tubuh domba jantan pada umur 2 tahun sudah bisa mencapai 100 kg dan betina 80 kg. domba jantan dari tetua yang bagus bisa mencapai 140 kg. Proporsi daging tanpa tulang cukup tinggi, tekstur daging lembut dan kadar lemaknya tinggi.
(www.infopeternakan.com)
Ciri fisik domba Batur yaitu; bulu didominasi warna putih, sebaran bulu pada seluruh tubuh termasuk bagian muka, ukuran tubuh besar dan panjang, kaki pendek dan kokoh, domba jantan dan betina tidak bertanduk, kulit lebih tipis dibanding domba Garut, bulu tebal. Secara kuantitatif, bobot jantan dewasa mencapai lebih dari 90 kg dan betina dewasa sekitar 80 kg. Tinggi badan jantan dewasa mencapai 75 cm dan betina mencapai 60 cm.
Perkawinan pertama pada domba betina dilakukan pada umur 8 bulan saat bobot badan mencapai 50-60 kg. Ratio penggunaan satu ekor domba pejantan dengan betina yaitu 1 : 10 ekor. Rata-rata jumlah anak tiap kelahiran pada domba Batur adalah 1,5 ekor.