13 Agustus 2016

Manajemen Reproduksi Kuda

Dewasa kelamin (pubertas) kuda tercapai pada umur 15-18 bulan. Umur pubertas dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan, pakan dan genetik. Fakor lain yang berpengaruh yaitu bangsa, umur dan bobot tubuh.

Perkawinan akan berhasil bila dilakukan saat birahi. Siklus birahi pada kuda betina terjadi tiap 21 hari. Tanda-tanda birahi pada kuda betina yaitu daerah sekitar vulva memerah, bengkak dan hangat bila diraba, keluar lendir kental, mengeluarkan suara aneh.

Kasus birahi tenang bisa terjadi pada kuda betina. Pada kasus birahi tenang, ovulasi yang terjadi pada ovarium, tidak disertai tanda birahi yang jelas. Dalam kasus biarahi tenang, kuda betina dibawa ke lapangan dan dilepaskan bersama kuda jantan. Dengan demikian bisa terjadi perkawinan.

Perkawinan kuda
(gudanglagu.online)

Kuda yang hendak dikawinkan sebaiknya diberi perlakuan khusus 3 bulan sebelum dikawinkan. Pemberian pakan yang berkualitas diharapkan bisa menyiapkan fisik kuda menjelang kebuntingan dan atau perkawinan. Perkawinan dilakukan 2 hari setelah muncul gejala birahi dan diulang sekali lagi pada 2 hari berikut.

Kuda betina pacu yang akan dijadikan induk terlebih dahulu diistirahatkan selama 6 bulan sebelum dikawinkan. Kuda betina dara sebaiknya dikawinkan pada umur 2-3 tahun. Saat mana dewasa tubuh telah tercapai. Sedangkan kuda jantan bisa digunakan untuk mengawini betina setelah umur 2 tahun.

Estrus Post Partum (EPP) adalah birahi pertama yang muncul setelah induk beranak. Masa EPP pada kuda betina terbilang cepat yakni saat 5-10 hari pasca partus. Rata-rata EPP terjadi pada hari ke-9. Padahal umumnya pada banyak ternak, EPP terjadi pada hari ke 14 atau 2 minggu setelah beranak.

Kendati EPP terjadi pada minggu pertama setelah beranak, induk kuda sebaiknya dikawinkan lagi pada waktu 40-60 hari setelah beranak atau 2 bulan. Pertimbangannya adalah uterus membutuhkan waktu selama 40 hari untuk kembali ke posisi normal pasca beranak. Perkawinan pada waktu 2 bulan pasca beranak bisa diperoleh persentase kebuntingan hingga 80 %.

Guna merangsang birahi kuda betina dalam waktu yang cepat, manajemen penggembalaan perlu diatur. Disarankan untuk menempatkan kuda pejantan di tengah kelompok kuda betina saat berada digembalakan. Ratio pejantan dengan betina yang disarankan adalah 1 : 20.

Fertilitas induk mencapai puncak tertinggi pada 2 hari sebelum birahi atau estrus. Perkawinan bisa dilakukan pada hari pertama birahi khusus bagi induk dengan masa birahi pendek yakni 1-3 hari. Induk dengan lama birahi 5-10 hari baiknya dikawinkan pada hari ke-2 dan diulang pada hari ke-4 setelah gejala birahi tampak. Induk kuda yang memiliki masa birahi pendek bisa dikawinkan sepanjang waktu.

Perkawinan kuda bisa secara alamiah dan secara buatan lewat Inseminasi Buatan (IB). IB dilakukan dengan semen yang diperoleh dari pejantan pilihan. Pejantan penghasil semen dipelihara khusus dengan pemberian pakan yang berkualitas, latihan fisik, dan tidak sering dipekerjakan. Penampungan semen dilakukan saat umur kuda mencapai 2 tahun.

Penampungan dilakukan menggunakan vagina buatan. Semen tertampung kemudian diencerkan, dibekukan lalu disimpan. Perlakuan pada semen beku kuda dilakukan sesuai prosedur IB pada sapi.

Masa bunting kuda terjadi antara 335-340 hari atau kurang lebih 11 bulan. Gejala yang ditunjukkan induk bunting yaitu perut nampak membesar, rambut tubuh mengilap, pergerakan lambat, gelisah. Pengamatan juga dilakukan 21 hari pasca perkawinan. Bila tidak terjadi birahi, kemungkinan terjadi kebuntingan.