Pemilihan bibit kuda biasa dilakukan menggunakan tiga metode seleksi. Metode-metode yang sering digunakan yaitu penelusuran silsilah tetua calon bibit, penampilan tubuh atau performans dan pengamatan langsung untuk menilai kondisi tubuh dan pemeriksaan kesehatan kuda. Bangsa kuda yang paling populer untuk kuda pacu yaitu Quarter Horse dan Thoroughbred.
Pemilihan bibit kuda yang baik biasa didasarkan pada penampilan atau konformasi tubuh. Bagian tubuh terpenting yang mendukung penampilan kuda yaitu bentuk atau proporsi tubuh dan kekuatan kaki. Penampilan ini bisa diperoleh bukan saja dari faktor genetik atau keturunan melainkan juga dari latihan dan manajemen pemeliharaan yang baik.
Kuda bibit
Faktor-faktor yang bukan berasal dari genetik kuda yang memiliki pengaruh terhadap penampilan kuda yaitu jenis kelamin, kondisi tubuh, manajemen pemeliharaan kuda, serta perawatan anak kuda. Bila faktor ini diterapkan dengan baik di dalam manajemen pemeliharaan disertai dukungan faktor genetik, kuda yang dihasilkan akan sangat potensial dan berkualitas.
Anak kuda yang unggul dihasilkan dari tetua yang unggul. Baik itu dari induk maupun pejantan unggul. Kendati bergantung dari kedua tetuanya, kuda pejantan cenderung memiliki peran yang lebih menentukan penampilan anak kuda. Kuda pejantan yang berkualitas akan menghasilkan keturunan yang unggul. Akan tetapi hal tersebut di atas dipengaruhi oleh kondisi pejantan atau induknya.
Dalam memilih bibit kuda induk, syarat-syarat yang perlu diperhatikan yaitu sehat, posisi tubuh tegap, bentuk tubuh panjang dan lebar. Kuda betina sebaiknya memiliki sifat keindukan tinggi dan produksi susu saat laktasi tinggi. Hal ini dimaksudkan agak anak kuda tidak mati karena lemah akibat kurang susu. Kuda betina berfungsi sebagai kuda induk.
Kuda yang akan digunakan sebagai kuda pejantan juga perlu diseleksi secara seksama. Seleksi yang baik akan menghasilkan calon pejantan yang baik dan berkualitas. Syarat-syarat pemilihan bibit kuda calon pejantan yaitu berasal dari tetua yang berkualitas, temperamen tenang, keinginan kawin atau libido tinggi, proporsi tubuh, organ reproduksi normal dan tidak ada kelainan, tidak menderita penyakit turunan dan tidak menderita kelainan kromosom. Guna memastikan calon pejantan memenuhi syarat-syarat di atas, bisa dilakukan pemeriksaan sampel sampel darah dan pemeriksaan kualitas sperma.
Penilaian terhadap konformasi tubuh calon kuda pejantan diantaranya didasarkan pada bentuk fisik yakni struktur tulang, keserasian antara tinggi, panjang, lebar dada, bentuk kepala telinga dan sebagainya. Calon kuda pejantan harus berasal dari tetua yang berkualitas. Hal ini karena sifat genetik atau turunan sebagai kuda pejantan diturunkan dari pejantan dan indukan yang unggul pula. Oleh karenanya, catatan silsilah calon kuda pejantan tersebut harus ada dan lengkap.