12 Agustus 2016

Manajemen Reproduksi Kerbau

Kerbau termasuk jenis ternak polyestrus. Birahi pada kerbau rata-rata didominasi oleh birahi tenang atau silent heat. Pubertas kerbau dipengaruhi oleh umur kerbau, bobot badan, genetik dan ras. Faktor eksternal yang berpengaruh yaitu lingkungan dan pakan.

Kerbau
(www.pertanianku.com)

Lama birahi pada kerbau berkisar antara 12-36 jam. Kerbau baru bisa dikawinkan pada umur 2,5 tahun. Siklus birahi kerbau berulang tiap 21 hari. Keunikan kerbau yaitu rata-rata birahi terjadi pada malam hari. Umur pubertas atau dewasa kelamin pada kerbau terjadi pada umur 36-42 bulan.

Masa kebuntingan kerbau berkisar antara 310-315 hari. Rata-rata jarak beranak atau calving interval kerbau yaitu 18 bulan. Kerbau betina diusahakan pertama kali partus pada umur 36-48 bulan atau 3-4 tahun. Perbedaan lama kebuntingan pada beberapa ras kerbau dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan, pakan dan kondisi lingkungan.

Involusi uterus adalah kondisi uterus kembali ke posisi normal setelah beranak. Masa involusi uterus Kerbau Rawa terjadi pada umur 35 hari. Induk kerbau baru dikawinkan setelah mengalami birahi setelah beranak. Estrus Post Partum (EPP) adalah birahi pertama yang muncul setelah beranak. EPP pada induk Kerbau Rawa biasa terjadi pada umur 40 hari. Kendati demikian, induk kerbau sebaiknya dikawinkan kembali pada umur 60 hari.

Calf crop merupakan persentase jumlah anak yang dilahirkan hidup dari seluruh induk kerbau yang dipelihara berkelompok. Rata-rata tingkat Calf Crop kerbau di Indonesia sangat rendah yaitu 33 %.

Hambatan reproduksi kerbau yaitu angka pertumbuhan lambat sehingga berpengaruh pada terlambatnya dewasa kelamin. Tingginya umur beranak pertama, panjangnya jarak beranak dan musim kawin yang lambat. Umur Kerbau Rawa bisa mencapai 25 tahun. Dalam umur tersebut, Kerbau Rawa bisa menghasilkan anak sejumlah 10 sampai 15 ekor.