10 September 2016

Presiden Dorong Peternakan Kambing

28 Agustus 2016 10:09
DOMBA CANTIK: Presiden Joko Widodo (tengah) mengecek kondisi domba yang ikut serta dalam kontes Domba Garut di Istana Bogor, kemarin (27/8). BAYU PUTRA/JAWA POS

BOGOR – Kambing dan domba punya peluang besar menjadi substitusi daging sapi. Para peternak diminta tidak ragu untuk mulai beternak kambing. Selain lebih cepat dan berbiaya murah, daging kambing bisa menjadi alternatif sumber protein. Sehingga, masyarakat tidak perlu bergantung kepada daging sapi.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat berdialog dengan para peternak kambing dari seluruh Indonesia di Kompleks Kebun Raya Bogor kemarin (27/8). Ada peternak yang datang dari Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Barat dan sejumlah daerah lain.

Dialog tersebut merupakan bagian dari kontes domba garut yang kemarin juga diselenggarakan di Kebun Raya Bogor. Sedikitnya 875 ekor domba hadir dalam kontes tersebut, dan 400 di antaranya menjadi peserta. Mereka berebut empat kategori, masing-masing raja petet (jantan 1 tahun), raja pejantan (jantan 2 tahun atau lebih), ratu bibit (betina), dan raja pedaging.

Dengan kemampuan kambing dan domba beranak hingga tiga kali dalam dua tahun, potensinya memang besar. ’’Kambing dan domba ini cocok sekali untuk ternak rakyat karena umur panennya lebih pendek,’’ ujar Jokowi. Bila acuannya adalah syarat hewan kurban, maka kambing sudah bisa dipanen bila telah berusia satu tahun. Bahkan, untuk domba, bila pada usia enam bulan atau lebih giginya sudah tanggal, juga langsung bisa dipanen.

Menurut Jokowi, sudah harus mulai ada pergeseran pola konsumsi daging dari sapi ke kambing. Sebab, kandungan nutrisinya relatif hampir sama dan harganya juga tidak berbeda jauh. Harga daging kambing dan sapi di pasaran saat ini sama-sama di kisaran Rp 100-120 ribu per kilogram. ’’Informasi yang saya terima, daging kambing lebih sehat,’’ lanjutnya. Bila kebutuhannya bisa seimbang, maka Indonesia tidak akan kekurangan stok daging.

Sementara, untuk di luar jawa, Jokowi mengakui biaya transportasi masih tinggi. Karena itu, tidak heran bibit kambing menjadi lebih mahal ketika tiba di Sulawesi, Kalimantan, bahkan Papua. Dia menjanjikan biaya transportasi bisa turun bila pembangunan pelabuhan-pelabuhan baru di sejumlah daerah bisa tuntas.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan, stok kambing dan domba saat ini tergolong melimpah. Data terakhir menunjukkan, populasi domba mencapai sekitar 17 juta ekor, sedangkan kambing 19 juta ekor. ’’Pada kurun waktu 2011-2015 populasinya tumbuh 5,8 persen (per tahun),’’ terangnya.

Saat ini, aktivitas ekspor daging kambing sudah dimulai dan ditargetkan bisa meningkat terutama pada 2018. Untuk itu, pihaknya dalam waktu dekat akan merekrut penyuluh baru untuk menambal kekurangan tenaga penyuluh. Idealnya satu desa memiliki satu penyuluh ternak. ’’Kami masih kekurangan 20 ribu penyuluh,’’ tambahnya. (byu)

*) Disadur dari http://www.pontianakpost.com/presiden-dorong-peternakan-kambing